Jumat, 25 Maret 2016

PERSEBARAN SEJARAH MAKHLUK HIDUP


1.      Persebaran Makhluk Hidup
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran organisme di muka bumi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies  berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadp daerah yang ditempatinya. Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik
a.       Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan biotik (tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme).
b.      Faktor Sejarah Geologi
Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam daratan yang sama kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut masing-masing mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya maka terbentuklah subspesies.
c.        Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
a.       Persebaran Tumbuhan dan Hewan
Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda.
Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di bumi, daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu: 1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara, 3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah, 4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika, dan 6) Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

1.      Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Evolusi kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai jutaan tahun. Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agregasi molekul-molekul yang ada.
Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu  tersebut menjadi makhluk hidup bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu: Biosfer: suatu dunia kehidupan di Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I:
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Contohnya: Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah   menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II:
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian kearah yang paling tidak teratur.
Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau dibiarkan begitu saja maka organisme akan cendrung kea rah kerusakan yang paling parah. Sebaliknya, organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi.

Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan membentuk kalori. Dengan alas an yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju kearah pembentukan organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme multiselluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya.

BIOSFER DAN MAKHLUK HIDUP

A.    Biosfer
Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan terbentuknya benua, danau, sungai, dan lautan pada kira-kira 2250 juta tahun lalu, terbentuklah biosfer, yaitu suatu tempat tinggal tempat makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan makhluk terbentuk sistem hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan materi dan energi yang mengelilinginya. Tempat dan sistem itulah yang disebut biosfer.

Suatu benda dinyatakan sebagai benda hidup atau makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri:
1. Melakukan pertukaran zat atau metabolisme, artinya adanya zat yang masuk dan keluar
2. Tumbuh, artinya bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak
3. Melakukan reproduksi atau berkembang biak
4. Memiliki iritabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan itu
5. Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.

Sebelum makhluk hidup muncul di permukaan Bumi, yang ada hanya biosfer, yaitu lingkungan fisik saja. Oleh karena itu, timbulah pertanyaan dari mana dan bagaimana makhluk hidup itu menghuni bumi itu? Berikut beberapa teorinya, yaitu antara lain:
1. Teori Cosmozoa, yang menyatakan bahwa makhluk hidup datang dari Bumi dari bagian lain alam semesta ini. Diperkirakan bahwa suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu merupakan suatu partikel-partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa
a. Benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini,
b. Hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa bumi.
2. Teori Pfluger, yang menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
3. Teorp Moore, yang menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
4. Teori alem yang menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, sulfur, dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
5. Teori Transendental atau dari ciptaan yang merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan Sains.

B.     Evolusi Kehidupan
Dalam teori evolusi, dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula adalah sangat sederhana tingkatnya, bersel tunggal dan hidup dari bahan anorganis, sehingga tergolong tumbuhan. Dari golongan tumbuhan itu sebagian berubah menjadi hewan, yang selanjutnya berevolusi menjadi makhluk yang beraneka ragam seperti kehidupan masa kini.
            Tentang hal tersebut, Lamarck berpendapat bahwa evolusi merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya. Makhluk yang tidak sama harus berkopetisi untuk mencari makan. Darwin mengemukakan huku seleksi alam sebagai penyebab evolusi :
1.      Semua makhluk berjuang untuk hidup.
2.      Yang lestari ialah yang paling kuat.
Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari :
1.      Geologi dan palaentalogi
2.      Morfologi dan anatomi perbandingan
3.      Raksi fisiologis perbandingan
4.      Penyebaran makhluk di muka Bumi
5.      Embyologi

Sejarah kehidupan di muka bumi :
1.      Era Azoikum (5 ribu juta tahun yang lalu)
·         Zaman sebelum ada kehidupan.
2.      Era Archeozoikum (2-3 ribu tahun yang lalu)
·         Munculnya makhluk pertama, atau disebut juga zaman purba.
3.      Era Proterozoikum (seribu juta tahun yang lalu)
·         Makhluk yang pertama mengalami evolusi menjadi makhluk bersel tunggal (bakteri, Alga, dan Protozoa)
·         Periode kambrium(Trilobita dan Brachiopoda)
·         Periode Ordo-vici (munculnya hewan Cepalopoda dan ikan)
·         Periode Silur ( Scorpio, Crinoidea dan karang)
·         Periode Devon ( ikan, permulaan hutan dan amphibia )
·         Periode Karbon bawah (Kormofita)
·         Periode Karbon atas ( Raptilia dan insect)
·         Periode Perm (jenis reptilian)
4.      Era Paleozikum (200-600 juta tahun yang lalu)
5.      Era Mezozoikum (230-135 juta tahun yang lalu)
·         Periode Trias (dinosaurus)
·         Periode Yura (Burung)
·         Periode Kreta( reptilia dan Anthofita)

6.      Era Cenozoikum atau Nezoikum
·         Periode Tersier (70- 10 juta tahun yang lalu)
manusia primitive dan hewan lainnya
·         Periode Kuarter (6 juta tahun yang lalu)
o   Plaistosen atau Deluvium (Manusia Purba)

o   Holocen atau Alluviun (Makhluk lainnya).

KONSEP SUMBER DAYA ALAM

 A.   Penggolongan Sumber Daya Alam
1.  Berdasarkan Pembentukannya
a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang jika dimanfaatkan tidak akan habis karena dapat diperbaharui kembali dengan budi daya maupun secara alami.
Pembaharuan bisa dilakukan melalui dua cara:
1)    Reproduksi, terjadi pada sumber daya alam hayati karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah.
2)    Siklus, terjadi pada air, udara, tanah, dan energi matahari dapat diperbaharui dengan proses yang melingkar membentuk siklus.


b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang jika dimanfaatkan terus-menerus akan habis, karena tidak dapat diperbaharui.
Berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya:
1)    Sumber daya alam yang tidak cepat habis, karena nilai konsumtif terhadap barang itu relatif kecil.
Contoh: Intan, emas, dan batu permata.
2)    SDA yang cepat habis, karena nilai konsumtif akan barang ini relatif tinggi.
Contoh: gas alam, batu bara, dan minyak bumi.
2.  Berdasarkan bagian atau bentuk yang dimanfaatkan
a.  Sumber daya alam materi, adalah materi yang berupa benda mati diambil dari alam melalui penambangan dan pengolahan sehingga bermanfaat. Contoh: batu kapur dan tanah liat diolah menjadi semen sebagai bahan bangunan.
b.  Sumber daya alam hayati, terdiri dari tumbuhan dan hewan.
c.  Sumber daya alam energi, contoh: bahan bakar minyak, gas alam, batu bara, dan kayu  bakar dimanfaatkan untuk memasak dan menggerakkan kendaraan atau mesin.
d.  Sumber daya alam ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk hidup. Contoh: tempat tinggal, tempat bermain, ruang untuk mata pencaharian.
e. Sumber daya alam waktu, adanya waktu terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya. Contoh: saat musim kemarau sulit mendapat air, akibat mengganggu tanaman pertanian.

A.    TANAH
Tanah adalah lapisan kulit bumi paling luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan yang dalam proses terjadinya telah bercampur dengan bermacam-macam bahan organis.
Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
a. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan (bahan organik). Tanah jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian.
b. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Jenis tanah ini terdapat di Pulau Jawa (Utara), Sumatra, Bali, Lombok, Halmahera dan Sulawesi.
c. Tanah Podzol
Tanah podzol adalah tanah yang terjadi karena pengaruh suhu rendah dan curah hujan tinggi. Jenis tanah ini terdapat di pegunungan tinggi.

d. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena suhu tinggi dan curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan larut dan meninggalkan sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah ini terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat,dan Kalimantan Barat.
e. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, tidak terstruktur. Tanah pasir terdapat di Pantai Barat Sumatera Barat, Jawa Timur,dan Sulawesi.
f.   Tanah Gambut
Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu tergenang air. Karena kekurangan unsur hara dan peredaran udara di dalamnya tidak lancar, proses penghancuran tanah sempurna. Tanah ini terdapat di Pantai Timur Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya.
g. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan kapur, pasir, dan tanah liat. Pembentukan tanah ini dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Tanah ini banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran rendah, misalnya Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.
h. Tanah Kapur (Renzina)
Tanah kapur adalah tanah yang terjadi dari bahan induk kapur (batu endapan) dan telah mengalami laterisasi lemah. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan di Sumatera.
i.   Tanah Padas
Tanah padas adalah tanah yang amat padat karena mineral di dalamnya dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah sebelah atasnya. Jenis tanah ini terdapat hampir diseluruh wilayah Indonesia.
j.   Tanah Endapan
Tanah endapan adalah tanah yang terjadi akibat pengendapan batuan induk yang telah mengalami proses pelarutan dan pada umumnya merupakan tanah yang subur. Jenis tanah ini terdapat di Jawa bagian utara, di Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian barat, dan Selatan.
Jenis tanah endapan adalah:
1)    Tanah endapan laterit
2)    Tanah endapan pasir, dan
3)    Tanah endapan vulkanis.
k. Tanah Terrarosa
Tanah terrarosa adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanah ini banyak terdapat di dasar dolina-dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah batu kapur. Tanah ini banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatera.

B.     AIR
Air yang meresap ke dalam tanah akan menempati pori-pori batuan sebagai air tanah. Kedalaman air tanah berbeda-beda tergantung pada tinggi-rendahnya permukaan bumi dan musim yang sedang berlaku.
Berdasarkan hal itu, dapat dibedakan menjadi dua:
1.    Air di Daratan
a.    Air permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan bumi dan dapat terlihat wujudnya. Air permukaan meliputi sungai, danan, rawa, daerah aliran sungai, teluk, selat, laut/lautan.
1) Sungai
Sungai adalah bagian daratan yang lebih rendah dari daerah sekitarnya sehingga menjadi tempat aliran air.
Berdasarkan sumber airnya,dibedakan tiga:
a) Sungai hujan, sumber airnya berasal dari hujan.
b) Sungai gletser, sumber airnya berasal dari gletser yang mencair.
c) Sungai campuran.
Berdasarkan keadaan airnya sepanjang tahun:
a) Sungai permanen, sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun.
b) Sungai periodik, sungai yang airnya tidak tetap sepanjang tahun. Pada musim hujan airnya meluap dan pada musim kemarau airnya kering.
2)  Danau
Danau adalah cekungan di daratan yang berisi air. Permukaannya lebih tinggi dari permukaan air laut.
Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi atas:
a) Danau tektonik, terjadi akibat tenaga tektonik. Contoh: Danau Tanganyika dan Danau Nyassa.
b) Danau bendungan, terjadinya karena terbendungnya oleh alam (seperti Danau Laut Tawar di Aceh dan Danau Tordano di Sulawesi Utara) dan oleh manusia (seperti Waduk Jatiluhur, Waduk Sanguling, Waduk Cirata di Jawa Barat, dll).
c) Danau Karit, terjadi karena larutnya batuan kapur. Misalnya Dolin, Polye dan Lokva di daerah Gunung Kidul.
d)         Danau Vulkanik, terjadi karena adanya gunung berapi yang meletus dan mengeluarkan ekshalasi.
Danau vulkanik ada 3 macam:
(1)   Danau Kawah, terjadi karena kawah yang meletus atau kepundan gunung api tergenang air hujan.
(2)   Danau Maar, merupakan lubang berbentuk corong yang terjadi sesudah letusan gunung api dan lubang tersebut terisi air hujan.
(3)   Danau Kaldera, terjadi karena peletusannya yang kuat.
e) Danau Tektovulkanik, terjadi karena adanya tenaga tektonik vulkanik. Misalnya Danau Toba, Batur dan Dana Ranau.
3) Rawa
a) Rawa selalu tergenang, kadar keasamannya tinggi, di dasarnya terdapat gambut yang tebal.
b) Rawa yang mengalami pergantian air, terjadi karena pengaruh pasang naik dan surut. Airnya tidak terlalu asam dan lapisan gambut di dasarnya tidak terlalu tebal.

b.    Air Bawah Tanah
Air bawah tanah (air tanah) ialah air yang terdapat pada pori-pori batuan. Beberapa macam air tanah, sebagai berikut:
1) Air tanah dangkal, adalah air yang terdapat di atas lapisan kedap air yang paling dekat dengan permukaan bumi.
2) Air tanah dalam, ialah air tanah yang terdapat pada lapisan air. Salah satu sumber air yang berasal dari air tanah dalam adalah sumber air artesis.
2.    Air di Lautan (Air Laut)
Berdasarkan kedalamannya, digolongkan menjadi empat:
a. Wilayah pasang (Zona Lithoral)
Tergenang pada waktu pasang dan kering pada waktu surut.
b. Wilayah laut dangkal (Zone Neritis)
Mempunyai kedalaman sampai 200 meter. Sinar matahari masih dapat menembus sampai ke dasar laut.
c. Wilayah laut dalam (Zone Bathyal)
Kedalamannya antara 200-1000 meter. Matahari tidak dapat menembus ke dasar laut.
d. Wilayah laut sangat dalam (Zone Abysad)
Kedalamannya lebih dari 1000 meter. Merupakan wilayah yang gelap karena sinar matahari tidak dapat menembus ke dasar laut.
Wilayah laut di Indonesia berdasarkan terjadinya:
a. Laut Regresi, terjadi karena menyempitnya luas permukaan laut diseluruh dunia akibat turunnya permukaan laut.
b. Laut Transegresi, terjadi karena genangan air laut terhadap daratan sebagai akibat naiknya permukaan air laut.
c. Laut Ingresi, adalah laut dalam yang makin dalam akibat dasar laut yang bergerak turun.
Berdasarkan letaknya terhadap benua:
a. Laut Tepi, adalah laut yang letaknya di tepi benua.
b. Laut Pedalaman, letaknya di pedalaman suatu benua.
c. Laut Tengah, laut yang diapit oleh dua benua atau lebih.
Berdasarkan sifat fìisik dan kimianya:
a. Suhu Air Laut
Makin dalam laut makin rendah suhu air laut karena sumber suhu air laut adalah penyinaran matahari.
b. Kadar Garam Air Laut (Salinitas)
Tinggi rendahnya kadar garam bergantung pada faktor penguapan, curah hujan, dan jumlah sungai yang bermuara ke laut.
c. Gerakan Air Laut
Gerakan air laut terdiri atas ombak (gelombang), arus laut, pasang naik dan pasang surut.

C.     UDARA
Udara adalah campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang di atas bumi. Lapisan udara atau uap yang sudah terbentuk oleh kekuatan dan proses alam sehingga bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup.
1. Pemanfaatan udara untuk kehidupan
a. Pernapasan manusia dan binatang
b. Pernapasan dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.
2. Manfaat gerakan udara (angin) bagi kehidupan
a. Salah satu medium untuk merambatkan bunyi dan cahaya
b. Untuk pelayaran, perhubungan, dan komunikasi
c. Untuk kincir angin
d. Untuk kegiatan nelayan

E.   BARANG TAMBANG
Barang tambang merupakan sumber daya yang banyak dibutuhkan untuk kehidupan manusia, pendukung pembangunan, dan bahan dasar industri.
1. Jenis dan Persebaran Barang Tambang.
Digolongkan sebagai berikut:
a. Barang Tambang Energi, terdiri atas minyak bumi, gas bumi dan batu bara.
b. Barang Tambang Mineral Logam, terdiri atas timah, bauksit/aluminium, besi, tembaga, nikel, emas, perak, dan mangan.
c. Barang Tambang Mineral Bukan Logam/Tambang Industri, terdiri atas intan, belerang, fosfat, gamping/batu kapur, lempung/tanah liat, marmer, batu, pasir, dan lain-lain.
2. Persebaran Barang Tambang di Indonesia.
a. Minyak Bumi, terdapat di Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Seram, dan Irian Jaya.
b. Gas Bumi, terdapat di Bontang dandi Arun.
c. Batu Bara, terdapt di Ombilin/Sawahlunto, Bukit Asam, dal Kalimantan Timur.
d. Timah Putih, terdapat di Bangka, di Belitung, Sinkep, dan Bangkinang.
e. Bauksit/Aluminium, terdapat di Bintan.
f. Tembaga, terdapat di Tembaga Pura di Irian Jaya.
g. Besi, bijih besi terdapat di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Sedangkan pasir besi ditemukan di Lampung, pantai selatan Jawa Tengah.
h. Nikel, terdapat di Sulawesi Tenggara (Bulubulang, Pomala Utara dan Selatan).
i.   Emas dan Perak, tambang emas utama di Cikotok.
j.   Bahan Tambang Industri
1) Intan, terdapat di Cempaka, Kal-Sel.
2) Belerang, terdapat di sekitar kepundan gunung api.
3) Batu gamping/kapur, terdapat di Pegunungan kapur Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Tenggara, Bali, dan Irian Jaya bagian Selatan.
4) Marmer atau Batu Pualam, terdapat di Trenggalek dan Tulung Agung (Jawa Timur), di dekat Banjarnegara Jawa Tengah, dan Lampung.
5) Fosfat, terdapat di Pegunungan kapur dan di Pulau Jawa.
6) Aspal, terdapat di Pulau Buton dan Sulawesi Tenggara.
3. Peranan Barang Tambang dan Pembangunan Indonesia.
a. Untuk memenuhi kebutuhan lokal
b. Untuk memenuhi kebutuhan nasional
c. Sebagai sumber devisa negara
d. Sebagai bahan batu industri

F.    PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM
Pemanfaatan sumber daya alam dapat mengganggu keseimbangan ekologi. Oleh karena itu, harus memperhatikan sifat dan ciri sumber daya alam itu.
1. Bentuk kerusakan sumber daya alam
Agar pemanfaatan sumber daya alam tetap lestari, beberapa hal perlu diperhatikan:
a. Hemat dan memperhatikan kebutuhan untuk masa depan.
b. Mencapai efektivitas pemakaian tertinggi.
c. Tidak mengganggu keutuhan sumber daya lain dan lingkungan sekitar.
2. Usah Pelestarian Sumber Daya Alam
a. Usaha Preventif (Pencegahan)
Dilakukan sebelum suatu permasalahan timbul, yaitu dengan menggunakan kemampuan melihat atau menjangkau kemasa yang akan datang.
b. Usaha Kuratif (bersifat perbaikan)
Suatu usaha yang dilakukan setelah kerusakan terjadi. Jadi, usaha kuratif berupa rehabilitasi situasi agar kerugian dapat dikurangi.




SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA

A.    Sumber daya alam di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut.[9][10] Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
1.      Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
2.      Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut.Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.

Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak.[14] Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

A.    Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
 Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah.
 Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
B.     Daya dukung lingkungan
Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari.Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1.      Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2.      Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3.      Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.
4.      Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.

EKOSISTEM


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
A.    Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.[4] Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.[2] Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:
Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
B.     Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.       Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
b.      Pengurai / Dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
a.       aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
b.      anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan

c.       fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.